Minggu, 22 Mei 2016

Pemimpin dalam Kelompok



Dinamika Kelompok dan Pembentukannya

Dalam suatu Organisasi ataupun perusahaan, selain terdapat Struktur Organisasi yang formal, diperlukan juga membentuk kelompok kerja dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapinya ataupun mengerjakan suatu proyek khusus. Anggota dari Kelompok kerja tersebut dapat berasal dari satu departemen itu sendiri maupun berasal dari beberapa departemen (antar departemen). Dalam pembentukan kelompok atau Tim, terdapat tahap-tahap yang harus dilewatinya hingga akhirnya mencapai tujuan dari pembentukan kelompok ataupun Tim tersebut.

Pengertian dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

Pengertian kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:
  1. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
  2. Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
  3. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
  4. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok

Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
  1. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
  2. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
  3. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
  4. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok

Fungsi dinamika kelompok
  1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
  2. Memudahkan pekerjaan.
  3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Jenis kelompok sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. 
  • Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
  • Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
  • Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
  • Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan

Tahap-tahap pembentukan kelompok
Tahap-tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Bruce Tuckman pada tahun 1965. Menurut Bruce Tuckmen, Terdapat 4 Tahapan dalam perkembangan Kelompok yaitu Forming (Pembentukan), Storming (Timbulnya Konflik), Norming (Normalisasi) dan Performing (berkinerja). Kemudian pada tahun 1977, Bruce Tuckman beserta Mary Ann Jensen menambahkan Adjourning (Pembubaran) pada tahap setelah Performing hingga menjadi 5 Tahap Perkembangan Kelompok.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
  • Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota mulai mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.
  • Tahap timbulnya Konflik (Storming)
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu mereka. Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok. Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan kegagalan.

  • Tahap Normalisasi (Norming)
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan.
  • Tahap berkinerja (Performing)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.
  • Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan dibubarkan.

Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:
  1. Tahap pra afiliasi. Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
  2. Tahap fungsional. Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
  3. Tahap disolusi. Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.

Memahami peranan pemimpin dalam dinamika kelompok


Peranan kepemimpinan
Tiap oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis.

Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai syarat suksesnya seoran gpemimpin. Dalam tingkatan ilmiyah kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentan gunsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa pembahasan besar.

Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas. Yaitu :
  1. Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
  2. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
  3. Pemimpim membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
  4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
  5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.

Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban (tanggung jawab) puncak pimpinan berupa wewenang. Dan wewenang itu dapat dilimpahkan. Allah SWT berfirman dalam surah Al- Nisa’ (4) ayat 58 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al-Nisa’ (4) : 58)
Dalam pelimpahan wewenang tidak berarti pihak penerima wewenang boleh membuat keputusan atau melakukan kegiatan sekehendak hatinya. Tetapi harus tetap dalam batas norma-norma dan kebijakan umum yang berlaku dalam organisasinya. Pelimpahan wewenang harus diiringi dengan pelimpahan tanggung jawab. Tanggung jawab diartikan sebagai keharusan atau kewajiban melaksanakan wewenang yang dimiliki dengan cara baik dan benar. Dan menyampaikan laporan pelaksanaan atau hasilnya kepada pemberi wewenang, agar tidak terjadi penyalahgunaan atau penyimpangan.

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersikap apriori adalah merupakan proses baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan operasional pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Menghimpun data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian.
  2. Melakukan analisis data
  3. Menetapkan keputusan yang ditempuh
  4. Mengoperasionalkan keputusan menjadi kegiatan atau tindakan
  5. Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksanaan keputusan akan diperoleh data operasional baru.
Proses pengambilan keputusan seperti yang diuraikan diatas telah menggambarkan bahwa dinamika kelompok sangat tergantung pada keputusan-keputusan yang ditetapkan. Dari proses itu dihasilkan keputusan-keputusan yang pelaksanaanya menjadi kegiatan yang berpegaruh langsung pada perkembangan dan kemajuan organisasi. Jelas bahwa proses pengambilan keputusan berpengaruh pada dinamika kepemimpinan.

Pengendalian Dalam Kepemimpinan
Tujuan pokok kegiatan pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa kesediaan mewujudkan program kerja dari pada anggota organisasi. Respons itu berarti juga sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan dalam melaksanakan tugas pokok yang menjadi beban kerja masing-masing respons tersebut kesetiaan atau kepatuhan pada pemimpin, yang diwujudkan dengan adanya kesediaan mengerjakan segala sesuatu sesuai kehendaknya.

Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan demikian semua program kerja akan terlaksana berkat bantuan orang-orang yang dipimpin, karena setiap pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak mungkin bertindak dengan kekuasaannya untuk memerintah orang lain bekerja semata-mata untuk dirinya.

Pengendalian dalam kepemimpinan disatu pihak bermaksud memelihara norma-norma atau kepribadian atau kode etik organisasi yang mampu mengatur dan menggerakkan anggota pada tujuan yang hendak dicapai. Sedang dipihak lain bermaksud juga agar norma-norma atau kepribadian kelompok selalu seirama dengan perkembangan masyarakat, sehingga organisasi berkembang secara dinamis namun tetap pada tujuan bersama.

Jumat, 29 April 2016

Are You Ready To Become a Leader?


Halo para calon pemimpin  
Apakah kamu sudah siap menjadi seorang pemimpin? Sebelum kamu menjadi seorang pemimpin untuk orang lain, ada baiknya kamu mencoba untuk memimpin diri kamu sendiri. Apakah kamu sudah menjadi pemimpin untuk diri kamu sendiri? Jika belum, mungkin kamu harus mengetahui bagaimana sih menjadi pemimpin baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Apa sih yang harus diperhatikan jika kita menjadi seorang pemimpin? 
Kamu juga harus tahu yaa, bahwa seorang pemimpin itu berbeda lho dengan seorang manajer. Seorang pemimpin harus dapat merangkul semua orang yang berada di bawahnya. Coba kalian perhatikan perbedaan pemimpin dan manajer.


Pemimpin adalah orang yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum bearti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu diperlukan kecakapan, keuletan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu disebut kepemimpinan atau sering disebut juga leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen dan lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi.
Ini berarti bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya tujuan atau tidaknya suatu tujuan organisasi.

Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada empat faktor berikut :
  1. Kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
  2. Komunikasi, yaitu cara dan media menyampaikan pesan.
  3. Instruksi, yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.
  4. Fasilitas, yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.
Seorang pemimpin regu/penyelia/manager yang baik harus mampu melakukan adaptasi gaya manajemen sesuai dengan kondisi yang berbeda. Pemimpin lini perlu melindungi iklim kerja yang baik, motivasi kerja anak buah, dan melaksanakan strategi-strategi yang ditentukan oleh jajaran pimpinan.

grafik kepemimpinan

Untuk menjadi seorang pemimpin, seorang pemimpin harus dapat berfungsi sebagai :

1. Pemimpin sebagai pencipta visi


agar dapat memjadi seorang pemimpin yang baik. Seorang pemimpin harus dapat :
a. Menciptakan visi
Disini para pemimpin diajarkan untuk dapat menganalisa setiap peluang yang ada dan juga melihat berbagai macam ancaman yang mungkin datang dari luar. Seorang pemimpin juga harus dapat menganalisa kemampuan yang dimiliki setiap orang yang dipimpinnya dan mengembangkannya untuk kemajuan organisasi atau lembaga. Seorang pemimpin yang baik tentunya harus mengetahui bagaimana dan kemana organisasi atau lembaga ini akan dibawa, dna bagaimanan sistem kerjanya.

b. Menciptakan tujuan keberhasilan
Seorang pemimpin harus dapat mengkorversi visi yang dibuat pada timnya. Juga dapat membuat sebuah target kinerja yang baik, agar hasilnya memuaskan. Pemimpin juga harus dapat menentukan target kinerja setiap orang yang diaturnya dan juga mengukur setiap pencapaian yang harus dicapai, agar lembaga atau organisasi yang dipimpinnya berkembang sesuai denga visi semula.

c. Dapat mengembangkan rencana yang dibuat
Terdapat beberapa goal atau keberhasilan yang dapat dibuat untuk kemajuan organisasi atau lembaga tersebut, seperti :
  • Spesifikasi keberhasilan
Semakin spesifik kinerja tim yang akan dibuat akan membaut kinerja tim menjadi semakin baik, karena setiap orang akan mengerti dengan baik apa yang harus dilakukan untuk kemajuan bersama. Jika tidak ada sasaran atau spesifikasi pada setiap pekerjaan, maka kinerja setiap orang yang dipimpim menjadi sedikit rancu.
  • Kesulitan dalam mencapai keberhasilan
Setiap usaha yang dibuat pasti mempunyai suatu kesulitan, dan setiap kesulitan akan membawa kita pada level yang lebih tinggi. Semakin sulit tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin besar pual tujuan yang dibuat. Kondisi seperti itu juga akan membuat kinerja tim atau bawahan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
  • Partisipasi dalam membuat keberhasilan
Ketika para bawahan atau orang-orang yang dipimpin berpartisipasi dalam proses yang dibuat, biasanya mereka akan dapat menciptakan sasaran yang lebih tinggi ketimbang ketika mereka menerima hanya menerima sasaran yang diinginkan.
  • Feedback
Feedback ini perlu dilakukan agar setiap orang mengerti benar tugas yang harus mereka kerjakan dengan baik. Hal seperti ini juga harus dilakukan agar sasaran utama atau visi yang diinginkan dapat tercapai. Kondisi seperti ini juga akan membantu tim untuk dapat bekerja lebih keras lagi agar sasaran yang ingin dibuat tercapai.

d. Dapat memonitor rencana yang dibuat 
Seorang pemimpin yang baik, tentunya harus dapat memonitor setiap rencana yang dibuat dengan baik, dan dapat memberikan saran atau bahkan koreksi jika rencana yang dibuatnya tidak sesuai dengan tujuan awal. 


2. Pemimpin sebagai pembangun tim


Dalam materi pelatihan kepemimpinan ini para calon pemimpin sebagai orang yang dapat membangun tim, tentunya dia harus dapat menjaga 2 hal, yaitu :
a. Tugas
Seorang pemimpin yang baik, harus mengerti dengan baik : Sasaran yang harus dituju harus jelas, Alat ukur indikator kinerja setiap orang harus jelas, dan Aturan kerja yang ada harus jelas

b. Orang
Sebagai seorang pemimpin yang baik harus dapat menjaga Identitas dan juga semangat tim work, Dapat menjaga kerjasama yang baik dan juga dapat membuat nyaman orang-orang yang dipimpinnya, Seorang pemimpin harus dapat berbicara degan baik, jujur dan terbuka.

3. Pemimpin sebagai pencetus motivasi


Seorang pemimpin yang baik, tentunya harus dapat memberikan motivasi yang baik bagi para bawahannya atau orang yang dipimpinnya. Pemberian motivasi ini penting untuk menunjang kinerja para bawahan atau orang yang dipimpin, agar hasil kerja semakin baik.
Pemimpin sebagai pembangun karakteri seorang pemimpin yang baik, harus mengerti benar, karakter setiap orang yang dipimpinya. Pada dasasrnya setiap orang yang dipimpinnya tentunya mempunyai karakter dan juga keahliannya masing-masing. Karakter dan keahlian seperti ini yang harus diketahui oleh setiap pemimpin. Keahlian tersebut tentunya diperlukan untuk dapat mengembangkan keahlian orang tersebut dan juga dapat mengembangkan organisasi atau lembaga tersebut.
Tentunya seorang pemimpin yang baik, tentunya harus dapat membuat nyaman orang-orang yang dipimpinnya. Ketika seseorang merasa nyaman, maka kinerja seseorang tersebut juga akan mengalami perbaikan.
Jika seorang pemimpin salah dalam menilai keahlian seseorang atau salah dalam mendelegasikan tugas, tentunya hasil yang diharapkan tidak akan sesuai dengan target awal.

4. Pemimpin sebagai pemberi tugas


Seorang pemimpin yang baik harus mengerti benar karakter setiap bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. maka dari itu seorang pemimpin harus :
  • Dapat memperjelas tugas setiap orang
  • Dapat menentukan tugas setiap bawahan atau orang yang dipimpinnya dengan baik 
  • Dapat membolehkan karyawannya untuk berpartisipasi dalam membuat sasaran
  • Dapat memberi pengertian yang jelas mengenai tugas atau delegasi tugas dengan baik.
  • Selalu memonitor dan dapat memonotor hasilnya dengan baik.

Harus diperhatikan bahwa seorang pemimpin berbeda dengan seorang manajer. Kepemimpinan adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk memotivasi orang lain untuk bertindak mencapai visi dan misi perusahaan. pemimpin memiliki visi masa depan mengantisipasi ketidakpastian. Sedangkan Manajerial adalah kemampuan untuk memotivasi orang lain atas dasar kinerja organisasi. orientasi pada perencanaan kerja, pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian kerja saat ini.
Beberapa perbedaan antara seorang Pemimpin dan Manajer antara lain :

Pemimpin
Manajer
memberdayakan
mengelola
dukungan kreativitas & berpikir divergen
mengajarkan "cara yang benar" & pastikan semua orang tahu apa yang harus berpikir
kepercayaan
terlihat di atas bahu
mendelegasikan tugas tanggung jawab yang besar
mendelegasikan tugas tanggung jawab minor
mengajukan pertanyaan
memberitahu jawaban yang benar
mencari ilmu dari orang
memiliki pengetahuan sebelumnya untuk memberikan pada setiap orang
berhubungan dengan orang di tempat kerja
pastikan orang berhubungan dengan pekerjaan mereka
menemukan solusi gambaran besar
memberikan perbaikan cepat
fokus pada beberapa prioritas
mengambil banyak proyek sekaligus
bertanggung jawab dan meminta maaf
tempat menyalahkan
tidak meminta orang lain untuk melakukan apa pun mereka tidak melakukan sendiri
meminta orang lain untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak lakukan
melakukan apa yang benar
melakukan apa yang membuat mereka keluar dari kesulitan
mencerminkan meningkatkan
mencerminkan menepuk diri di bagian belakang
menciptakan iklim keterbukaan
mengintimidasi orang lain perjanjian
menindaklanjuti kata-kata mereka
terlalu sibuk untuk menindaklanjuti kata-kata mereka
mendapatkan rasa hormat dengan memberi
mengharapkan hormat karena jabatannya
mencari solusi
menemukan masalah
mengilhami
mematahkan semangat